Senin, 06 April 2015

Assalaamualaikum....
Apa kabar semuanya? Ketemu lagi dengan saya Wisnu The Explorer... hahaha macem Dora aja :p okelah tak apa yang penting tujuannya adalah explore dan mencari pengalaman serta fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita. Oke exploring saya pada kesempatan kali ini saya rangkum dalam sebuah “Trip Repot”. Trip repot kali ini, saya berkesempatan untuk explore wilayah Jawa Barat dan Banten. Tentunya dengan perjalanan menggunakan armada favorite saya yaitu “Train’ a.k.a Kereta Api. Misi saya pada kesempatan kali ini adalah exploring  pemandangan sepanjang jalur kereta api lintas Cianjur – Sukabumi – Bogor dan lintas Kebayoran – Merak. Selain itu, mencicipi kuliner khas daerah setempat, kebetulan yang jadi sasaran adalah khas Cianjur, khas Cilegon, dan satu lagi bonus kuliner khas Cirebon. Nah bagaimana cerita lengkapnya? Duduk yang nyaman, siapin cemilan, dan selamat menikmati... ^_^
Berangkat...
Yaah, seperti biasa untuk mendapatkan waktu yang pas untuk exploring adalah weekend yang bertepatan dengan libur kuliah juga, hehe. Partner saya dalam exploring kali ini dialah Irja. Kebetulan dia juga sedang libur sekolah karena kakak tingkatnya sedang try out menjelang ujian. Makanya kami memutuskan untuk joyride bareng. Saya memutuskan untuk berangkat via Bandung, untuk selanjutnya menuju Cianjur. KA yang saya pilih tentu saja yang harganya terjangkau :p Lodaya, kebetulan banget dapet harga terjangkau untuk kelas eksekutif :3  skip... skip... sepanjang perjalanan entah kenapa saya tidak pernah bisa tidur, walau sudah beberapa kali mencoba tidur. 



Sampai pada akhirnya kereta berhenti di stasiun Cipeundey. Stasiun ini menjadi hampa, betapa tidak warung jajanan yang biasa jualan sudah tiada. Entah karena memang kontraknya sudah habis atau bagaimana. Padahal di warung itulah banyak jajanan khas disajikan dengan harga yang relatif murah, rasanya pun tak kalah nikmat. Kereta pun melanjutkan perjalanan, sampai pada akhirnya tiba di stasiun Kiaracondong. Saya pun turun dan sejenak istirahat sambil menikmati pagi yang masih gelap di Kota Bunga. Selanjutnya, setelah mandi dan sholat subuh, lanjut mencari sarapan. Kali ini pengen mencoba bubur ayam. Eh ga taunya harganya ehm mahal... T.T dari segi rasa sih enak, tapi harganya itu lo yang bikin syock sesaat. 






Ok lah, setelah sarapan, saya langsung menuju jalan raya untuk melanjutkan ke transit point berikutnya yaitu terminal Leuwipanjang dengan menggunakan angkot. Setibanya di termnal leuwipanjang, langsung naik bus jurusan Cianjur. Kebetulan yang sudah stand by yaitu po. Sangkuriang. Tarif untuk menuju cianjur waktu itu Rp20.000. Sebagai bus AC Tarip Biasa, saya kira sudah cukup lah dari segi kenyamanan, walau sepanjang perjalanan ngecer. Maklum namanya juga ATB :p

Terlalau Awal
Sepanjang perjalanan menggunakan bus, mulailah saya merasakan ngantuk dan beberapa saat tertidur. Sebenarnya perjalanan dari Bandung menuju Cianjur sangat disayangkan untuk dilewatkan begitu saja. Ada banyak pemandangan indah tersajikan di lintas ini. Salah satunya adalah batuan gunung, dan tampak jalur non-aktif Padalarang – Cianjur. Setibanya di terminal Rawalo (bukan Rawamangun, karena awalnya denger dari kondektur bus samar-samar, mungkin efek ngantuk) saya langsung turun dan melihat jam, deng dong... masih pukul 8.30 sedangkan kereta yang saya naiki berangkat pukul 13.00 artinya masih ada sekitar 4 jam nganggur... hhhzzz... Untuk menuju stasiun, saya naik angkot tujuan stasiun, rata rata tarif angkot lah 3.000 perak.







 Setibanya di stasiun, saya langsung cetak tiket KA Siliwangi. Dan sesuai dugaan, kondisi stasiun sedang sepi. Namun nyaman dipandang karena bersih dan rapi. Akhirnya saya memutuskan untuk istirahat mencari masjid. Tak terasa tertidur sejenak sekitar sejam an, lama juga sih. Pukul 11.00 saya langsung ready di PJL Stasiun Cianjur untuk menjemput KA Siliwangi datang. Kurang beruntungnya saya karena spot hunting terlalu sempit, sehingga untuk memotret KA harus dengan trik close up (pret,,, saya ga ngerti nama trik nya :v). Laper nih, setelah sholat jumat, kami pun menuju ke warung mie ayam (karena irja yang pengen) rasanya sih ga jauh beda dengan mie ayam pada umumnya. Nah, satu hal yang membuat saya tertarik dari Cianjur adalah Lumpia khas Cianjur. Bentuknya memang agak aneh. Dikemas dalam sterofoam, makannya pake sumpit? Hah..? Lumpia ini tak beda jauh dari lumpia pada umumnya, menggunakan kulit lumpia yang (mungkin) terbuat dari gandum. Isinya nih yang beda. Tauge seambreg, daging ayam, potongan tepung berbumbu, telur orak arik, yang kemudian di tumis menggunakan bumbu sederhana. Perpaduan merica dan minyak wijen serta kecap. Hhhmmm.... rasanya, ntar dulu deh. Kereta akan diberangkatkan 10 menit lagi setelah transaksi lumpia. Kami pun langsung naik ke Eksekutif 1 waktu itu dapet jatah K1 02 36 SMC, interior yang sangat bagus dibandingkan eksekutif 2. Setelah menaruh barang dan photo session. Tepat pukul 13.30 Kereta Api Siliwangi diberangkatkan dari jalur 2 Stasiun Cianjur.
Asiknya jalur Cianjur-Sukabumi-Bogor
Awal perjalanan masih kurang begitu menarik sih, karena kiri-kanan masih didominasi dengan rumah rumah warga. Lepas beberapa ratus meter setelah meninggalkan stasiun Cianjur, pemandangan pun memanjakan mata saya. Hamparan sawah diiringi pepohonan yang rindang, kemudian hutan yang sejuk dan nyaman dipandang, serta beberapa kampung yang terlihat damai dan tenang. Betahnya saya duduk di dalam kereta dengan seat nyaman. Tak hentinya saya mengucap syukur dan kagum atas alam Indonesia yang dikaruniakan oleh Allah J













































Sesampainya di view point pertama yaitu stasiun Lampegan. Begitu uniknya stasiun ini yang membuat Lampegan menjadi sebuah stasiun yang sangat dicari dan diketahui oleh banyak Railfans Indonesia. Benar, stasiun ini memiliki keunikan tersendiri di mana sinyal keluar arah Sukabumi yang langsung berhadapan dengan terowongan legendaris, yakni terowongan Lampegan. Cukup membuat terkagum, karena dengan kondisi terowongan yang sudah cukup lama vakum (non aktif). Sepanjang perjalanan, begitu dimanjakan dengan pemandangan sawah, bukit, dan hutan. Sampai pada akhirnya tibalah di stasiun Sukabumi. Disinilah titik pertemuan (persilangan) KA Siliwangi dari Cianjur dan KA Pangrango dari Bogor. Menunggu agak lama, kemudian muncullah itu kereta Pangrango. Moment pertemuan ini tidak bisa dilewatkan begitu saja :D langsung deh bidik, potret, dan violaa.... (ngeblur -_-). 





























Tiba waktunya meninggalkan stasiun Sukabumi. Laper nih, makan lumpia khas Cianjur dulu. Rasanya unik, percampuran sambal kacang dan bumbu tumisan isi lumpia yang sedap, membuat perjalanan menjadi semakin nikmat. Ditambah pemandangan alam Sukabumi yang aduhai. Karena cukup lelah dan timang timang kereta saya pun merasakan capek, dan tidurlah saya... zzzz.... Bangun bangun sudah sampai di stasiun Bogor Paledang. 





















Kami pun turun dan langsung menuju ke stasiun Bogor untuk selanjutnya lanjut ke KRL tujuan Jakarta Kota. Halt!! Transit dulu di Manggarai. Gak ngapa ngapain sih, Cuma pengen nonton Kereta sliweran aja, sambil nunggu jemputan eksklusif saya, mas We. Setelah kami bertemu, saya dan mas we pun lanjut menuju stasiun Jakarta Kota. Beda cerita dengan Irja yang harus ke rumah saudaranya di daerah Jatiwaringan. Yup sesampainya di stasiun Kota, misi selanjutnya adalah ke museum Fatahillah, kebetulan ada event Pesta Kuliner. Sasaran kali ini adalah es selendang mayang dan kerak telor. Setelah mendapatkan item – item tersebut. Balik lagi ke Stasiun Jakarta Kota untuk selanjutnya perjalanan ke tempat singgah yakni Bintaro.
Merak merak merak...
Morning, masih sejuk hawa di daerah Bintaro. Saya dan mas We langsung menuju stasiun Pondok Ranji. Eits, sebelumnya beli sarapan dulu, nasi uduk belakang kampus STAN. Sesampainya di stasiun kami menunggu KRL tujuan Tanah Abang. Sebelumnya Irja sudah membelikan tiket PATAS Merak di stasiun Angke, meeting point kami ada di stasiun Kebayoran. Sesampainya di kebayoran, tibalah KA yang kami tunggu tunggu, PATAS MERAK. 























Dan seperti ekspektasi sebelumnya, penumpangnya full seat. Beruntung kami mendapat tempat duduk walau seperti angkot.. :p sepanjang perjalanan hanya dipenuhi dengan rame nya penumpang, rata rata penumpang turun di stasiun Rangkasbuting. Padahal setelah Rangkasbuting, gantian penumpang lainnya yang hendak bertujuan ke Serang atau Cilegon. Sesampainya di stasiun Catang, bersilang dengan KA Krakatau tujuan Kediri. Lama, menunggu akhrinya diberangkatkan lah keretanya. Selanjutnya di stasiun Cikeusal ada fenomena yang unik. Dimana penumpangnya adalah pedagang rambutan yang hendak ke Cilegon. Sempet ngobrol banyak juga dengan sang pedagang, kami pun secara cuma-cuma mendapatkan beberapa buah rambutan. Alhamdulillah, rejeki memang tidak ke mana mana... :D seusai di tiba di stasiun Serang, banyak penumpang yang turun di stasiun ini. Sehingga kondisi kereta jadi sedikit longgar. Sepanjang perjalanan disuguhi dengan pemandangan sawah yang membentang luas bagaikan horizon. Sungguh indah dipandang apalagi saat cuaca cerah. Mendekati Cilegon, pemandangan dipenuhi dengan pabrik pabrik besar dan pemukiman warga. Sesampainya di stasiun Merak, kami pun melihat lihat keadaan sekitar. Sesaat mencari tempat yang sejuk untuk sekedar ngadem, dimana lagi kalo tidak di minimaret.. :p Hari sudah semakin siang, kami langsung menuju loket reservasi untuk memesan tiket KA Kalimaya untuk bisa kembali ke Bintaro, dan saatnya istirahat di dalam kereta api kalimaya,... hhhzzz capek bro... eeits tunggu dulu. Masih ada satu misi belum terselasaikan, kuliner khas Merak apaan sih? Yang saya temui hanyalah nasi merah dengan lauk seafood, cukup Rp7.000,- sudah bikin perut kenyang, lalu ngantuk deh wakakaka dasar kebo.
















Pulang...
Yups, saatnya untuk meninggalkan ibukota setelah 2 hari exploring :’) kali ini saya ada sedikit selo, hueueueu berangkat pagi pagii banget, untuk sampai di Stasiun Gambir sebelum jam 6 pagi. That’s right kali ini selo dulu dengan KA Purwajaya, hehehe mau ke Cirebon dulu ceritanya. Sesampainya di Cirebon, sasaran utama adalah nasi Jamblang, yang dengan mudah sekali di dapat, tinggal keluar stasiun sudah berjajar penjual nasi jambalng. Sikaakk... selanjutnya pulang dengan KA Sawinggalih dan sepanjang perjalanan hanya tidur tidur dan tidur.... :3







































Dan begitulah trip repot saya, dan kawan kawan. Sungguh melelahkan fisik tapi menyegarkan psikis, ada beberapa penilaian dari perjalanan saya yaitu, perjalanan KA Lodaya, Siliwangi dan Purwajaya mendapat kategori A karena perjalanan yang menyenangkan dan nyaman, sayangnya untuk perjalanan KA Sawunggalih, PATAS MERAK, dan Kalimaya mendapat kategori B- karena ada beberapa saat yang menurut saya kurang nyaman saat naik KA tersebut. Oke then, thanks for reading. Sampai ketemu lagi di trip repot yang makin seloo lagi...
Wassalaamualaikum, salam SELO :D